Sunday, February 10, 2013

MENJELAJAH CHINATOWN-NYA SEMARANG

Beberapa waktu yang lalu (tulisan ini sudah ada di draft sejak sebulanan yang lalu) saya pernah ngetwit kayak begini:
Kemudian langsung bertubi-tubi mention pertanyaan dari teman-teman yang menanyakan di mana PRAGOTA. Heheheee.... *sok ngeksis* 

PRAGOTA
Pragota merupakan daerah pesisir yang pernah menjadi kota pelabuhan utama dari Kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dengan gugusan pulau-pulau kecil. Karena terjadi pengendapan yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan yang sekarang kita kenal sebagai SEMARANG, ibukota propinsi Jawa Tengah. Jadi Pragota yang saya maksud di twitter adalah kota Semarang. ^^, Eheheheeee...

Semarang di kenal dengan kawasan-kawasan budayanya. Seperti Kota Lama yang kental dengan budaya Eropa. Kawasan Pekojan-Kauman yang terkenal dengan warisan budaya Timur Tengah dan Gujarat. Juga kawasan Pecinana di Kranggan yang dikenal sebagai chinatown-nya Semarang.
Gerbang masuk kawasan Pecinan Semarang
(disponsori oleh truk wafer tango -__-')
KOTA 1001 KLENETENG
Seperti yang pernah saya ceritakan di postingan yang lalu. Pada awalnya masyarakat Tionghua yang datang ke Semarang tidak tinggal di kawasan Pecinan yang sekarang ini, melainkan bermukim di daerah Gedung Batu. Tempat yang terletak di tepi Sungai Semarang itu merupakan lokasi strategis karena berada di teluk yang menjadi bandar besar dengan nama Pragota. Pemberontakan Cina terhadap pendudukan Belanda yang terjadi di Batavia pada tahun 1740 rupanya merembet hingga Semarang. Orang Cina yang selamat melarikan diri ke arah timur, hingga tiba di Semarang dan kembali melakukan perlawanan namun berhasil ditumpas Belanda. Sejak saat itu, semua warga Tionghoa yang berada di Semarang dipindahkan ke tempat yang dikenal dengan nama Pecinan. Hal itu bertujuan memudahkan pengawasan oleh pihak Belanda. Kepindahan warga Tionghoa dari Gedung Batu ke Pecinan ternyata berpengaruh terhadap kegiatan peribadatan mereka. Untuk pergi ke Klenteng Agung Sam Poo Kong mereka harus berjalan kaki sejauh 4 km. Berawal dari hal tersebut, warga Tionghoa mulai mendirikan klenteng di kawasan Pecinan sebagai tempat beribadah. 

Salah satu klenteng yang bersejarah adalah Klenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok. Klenteng yang dibangun pada tahun 1746 ini tidak hanya menjadi tempat beribadah melainkan juga tempat bersosialisasi etnis Tionghoa. Di depan Klenteng ini terdapat Replika Kapal Cheng Ho dan Patung Cheng Ho. Meski tak sebesar patung Cheng Ho di Sam Poo Kong, namun patung Cheng Ho di Gang Lombok ini terlihat lebih bergaya (*apasiiihhh mon)
tuh patung Cheng Ho lebih gaya kaannn...
Kapal Cheng Ho
Selain Klenteng Tay Kak Sie, masih ada beberapa klenteng lainnya di kawasan Pecinan Semarang.  Makanya di beberapa artikel sering disebutkan Semarang sebagai kota 1001 Klenteng, karena di kawasan ini saja terdapat 9 Klenteng yang masing – masing memiliki keunikannya sendiri.
  • Kelenteng Siu Hok Bio, 1753 | Jl. Wotgandul Timur No.38
  • Kelenteng Tey Hay Bio/Kwee Lak Kwa, 1756 | Jl. Gang Pinggir No.105-107
  • Kelenteng Tay Kak Sie, 1772
  • Kelenteng Kong Tik Soe, bagian dari Klenteng Tay Kak Sie.
  • Kelenteng Tong Pek Bio, 1782 | Jl. Gang Pinggir
  • Kelenteng Hoo Hok Bio, 1782
  • Kelenteng Wie Hwie Kiong, 1814 | Jl. Sebandaran I No.24
  • Kelenteng Liong Hok Bio, 1866
  • Kelenteng See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong, 1881 (sumber dari sini)
Sebuah kelenteng di tepi jalan Gang Pinggir menarik minat saya. Bangunannya biasa saja, tidak semegah dan semerah klenteng-klenteng di sekitarnya. Namun ada tulisan-tulisan ajaran TAO yang menghiasi klenteng Tay Hay Bio yang maknanya dasyat banget (menurut saya sih)
Terhadap orang jujur, Kita Harus Jujur.
Terhadap orang culas, kita pun tetap  jujur.
Karena kejujuran yang jadi landasan moral semua perbuatan kita
Hakikat Tao (alam semesta)
Mengurangi yang berkelebihan dan menambah yang kekurangan.
LUMPIA
Tidak lengkap rasanya jika jalan-jalan kemari tapi belum mencicip Lumpia Gang Pinggir yang tersohor. Makanan khas ini menjadi kuliner wajib bila mengunjungi kota Semarang. Menurut sumber yang pernah saya baca, Lumpia bukanlah kuliner asli Semarang melainkan kuliner khas Cina. Lumpia atau yang juga disebut dengan nama lunpia pada mulanya merupakan penganan tradisional Tionghoa yang terbuat dari campuran rebung, telur, sayuran segar, daging, dan makanan laut, kemudian digulung dalam adonan tepung gandum yang menyerupai kulit. Lumpia mulai dikenal di Semarang karena banyaknya warga Tionghoa yang tinggal dan menetap di kota yang pernah menjadi bandar besar pada masa lalu. Di Semarang, lumpia mengalami proses pe-lokal-an dan disesuaikan dengan lidah Jawa, hingga menemukan bentuk dan rasa seperti sekarang.
Lumpia (gambar ambil dari internet)
Selain Lumpia, ada banyak kuliner lain yang bisa kita coba. Namun buat kamu yang bukan penikmat makanan tidak halal saya sarankan untuk bertanya dulu sebelum mencoba.
Dim Sum dan Teh alang-alang
Aneka kuliner di sepanjang jalan. Selalu ramai.
PASAR SEMAWIS
Setiap Jumat hingga Minggu Gang Warung di kawasan pecinan ini menjelma menjadi pusat wisata kuliner dengan nama Pasar Semawis. Pasar yang hanya buka pada pukul 17.00 - 23.00 WIB ini berupa lapak-lapak non permanen yang menjual makanan seperti bakcang, lumpia, aneka bubur, sate babi, nasi goreng, soto, makanan laut, bakmi jawa dan aneka jajanan. Selain itu juga terdapat penjual aksesori, pakaian, hingga jasa ramal menggunakan kartu. Geliat perekonomian ditempat ini terlihat lebih hidup.

IMLEK
Setiap imlek, ada banyak acara yang menarik minat banyak penggunjung. Sehingga seluruh etnis bisa berbaur bergembira bersama. Ini merupakan tahun ke-10 diadakannya imlek di tempat ini. Kegiatan Pasar Imlek Semawis digagas oleh Komunitas Pecinan untuk Pariwisata (Kopi Semawis) dan biasanya dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Tengah. Kegiatan ini juga menjadi agenda Tahun Kunjungan Pariwisata Jawa Tengah 2013. Tahun ini lebih banyak menyajikan acara bagi wisatawan. Aneka acara yang disajikan antara lain seni melukis tubuh, meramal, catur Cina (Xian Qi), kaligrafi Cina, ketoprak, aneka tarian Nusantara, wayang Potehi, barongsai, liang liong, pameran mural epik Tionghoa, rally foto, dan bazar.

Buat yang terlewatkan meriahnya imlek tahun ini, mungkin tahun depan bisa diagendakan untuk mengunjungi kota Semarang pada saat perayaan imlek.

Baiklah, tulisan ini akhirnya keluar juga dari draft tepat hari ini 10 Februari 2013 pada saat imlek. Hahahahaa.... Untung belum sampai jamuran -____-*

Saya SUPERMON mengucapkan GONG XI FA CHAI CIANG WEE 2564. Semoga semua mahkluk berbahagia.
foto instagram tadi pagi :)

2 comments: