Ada beberapa hal konyol yang saya lakukan di jalanan Singapura. Salah satunya adalah ketika menyeberang jalan. :')
Aturan menyeberang jalan di Singapura benar-benar di taati oleh warganya. Menyeberang jalan wajib dilakukan di daerah yang sudah di tandai seperti zebras cross atau petunjuk pejalan kaki lainnya. Bahkan kalau di Orchard Road, seperti yang pernah saya ceritakan pada postingan yang lalu, tidak ada penyeberangan nyata di atas jalan raya.
Cerita konyolnya adalah tentang alat ini:
Ini alat ternyata ada fungsinya.
Cerita memalukan ini dimulai dari suatu perempatan (lupa di jalan apa), tapi tidak ada tanda lampu petunjuk untuk pejalan kaki menyebrang (atau saya yang ga melihat kali yaahh).
Jadi seperti halnya di Indonesia, kalau mobil-mobil udah pada berhenti di lampu merah, artinya pejalan kaki boleh nyebrang jalan.
Ternyata di sana tidak sekedar begitu pemirsaaaa...!!! -___-'
Saat itu saya berada pada situasi ketika kendaraan semua berhenti di lampu merah. Waktu itu saya dan kedua teman saya berada di tepi jalan bersama seorang oom dan pacarnya yang lagi pelukan di pinggir jalan. Dipikiran saya waktu itu adalah, ini si oom sama pacarnya koq ga nyeberang-nyeberang yaah, koq malah pacaran di pinggir jalan, padahal kan udah lampu merah dan mobil-mobil udah pada berhenti. Dengan berzu'udzon ria saya meninggalkan mereka berpelukan di pinggir jalan dan mulai menyeberang jalan. Ternyata di arah berlawanan, ada kendaraan yang hendak belok. Dan "teeett..tteeett..." saya di klakson. Untung aja yaah pas itu ga ada pak polisi di pinggir jalan, syerem juga kalo kena denda di negara orang dan uang saku cuman pas-pas-an. hahahahaa...
Pelajarannya adalah: ternyata buat nyebrang jalan harus mencet tombol anak panah yang ada di pinggir jalan tadi. Meskipun lampu lalu lintas udah merah dan mobil-mobil udah pada berhenti, tapi kalo tombol anak panah itu masih merah, kita di larang buat nyeberang jalan. Jadi si oom yang pelukan di pinggir jalan itu nungguin lampu hijau sambil pacaran. Bukan semata-mata pacaran doang.
Jadi yang odongmarodong adalah SAYA... Fyuuhhh...
Mereka disipilin sekali yaaa... Padahal semua orang seakan berlari di Singapura. Jalan kaki pun dengan kecepatan tinggi. Namun di jalan raya dan di tempat fasilitas umum lainnya, masyarakat Singapura begitu sabar menunggu giliran.
Ini tips buat nyebrang jalan di Singapura yang saya cuplik dari berbagai sumber:
1. Perhatikan sekeliling apakah ada jembatan penyeberangan atau tidak. Jembatan penyeberangan mungkin ada di bawah tanah, atau masuk ke mall terlebih dahulu.
2. Bila tidak ada jembatan penyebrangan, cari zebra cross terdekat. Zebra cross biasanya ada di persimpangan jalan, dan ada lampu merahnya.
3. Bila sudah sampai di lampu merah, lihat rambu-rambu untuk pejalan kaki. Bila masih merah, tekanlah tombol anak panah yang ada di tiang lampu merah. Tombol itu untuk mempercepat lampu hijau muncul.
4. Di lampu merah, akan ada angka count down, berapa lama lagi lampu hijau masih nyala. Bila angkanya kedip-kedip dan anda belum menyeberang, sebaiknya jangan menyeberang, tunggu lampu hijau berikutnya. Bila angkanya kedip-kedip dan anda masih di tengah jalan, segeralah berlari ke pinggir.
5. Bila anda ingin menyeberang jalan dan tidak ketemu zebra cross, coba lihat ke atas apakah ada tanda larangan menyeberang jalan atau tidak. Bila tidak ada tanda larangan, perhatikan penduduk lokal menyeberangi jalan tersebut di mana. Bila penduduk lokal menyeberang begitu saja tanpa lewat zebra cross, anda boleh mengikutinya.
Memang semua dimulai dari masing-masing untuk mendisiplinkan diri, bukan karena sekedar takut sama polisi. Jadi kalo ga ada polisi bisa bebas ngapa-ngapain di jalan raya termasuk nerjang lampu merah. Hahahhaaa... Hayoo siapa yang kaya gitu...?
Semoga Indonesia juga bisa seperti itu. Pasti bisaa...!!
No comments:
Post a Comment